Halaman

Senin, 06 Januari 2014

Tipu-tipu si Pengontrak Rumah - 1

Seperti yang pernah aku bilang dipostingan ini, bahwa di akhir 2013 kemarin kami sempet dapet cobaan yang kurang menyenangkan. Ceritanya lagi belajar bisnis kecil-kecilan, tepatnya sih memberdayakan rumah yang kebetulan kosong alias emang sengaja dibeli buat dikontrakkan. Lokasinya lumayan jauh dari rumah yang kami tinggali, tapi aksesnya masih deket banget sama kota...kota depok maksudnya hehehe...

Sudah sejak 2011 sebenernya rumah ini kami kontrakkan *buat tambahan modal nikah cita-citanya. Selama itu pula sebenernya aman-aman saja semuanya. Ada konflik kecil antara pemilik rumah dan si pengontrak itu mah biasa yaa.. Sebagai pemilik itu terkadang kita harus ikhlas, tapi juga memang harus bisa tegas.
 
Dan memang keputusan saya dan pak suami, pengen suasana pengontrak yang baru, maka kami putuskan untuk tidak memperpanjang kontrakan yang sebelumnya dipakai oleh sebut saja Mr. A. Alasannya? umm... yaa pengen ganti suasana aja.. Kebetulan lagi ada sedikit rejeki juga, jadilah rumah sekalian dipermak dikit. Dicat sana sini, Gordyn dicuci, Pompa air yang dari awal kami beli suka ngambek juga kami perbaiki, Perabot yang ada disana juga dibersihkan debu-debunya plus sekalian cek-cek atap rumah yang teridentifikasi mulai bocor di beberapa tempat.
 
Setelah cantik dan bersih kembali, lapak jualan pun digelar. Sengajalah kami kumpulkan para calon pengontrak itu di hari sabtu dan minggu untuk melihat dan menawar jika tertarik. Alhamdulillah baru hari Sabtu kami open-house, hari itu juga rumah kami ada yang ingin menempati, tapi dia hanya mau enam bulan saja. Agak mikir sebenernya, tapi well yaah pertimbangan jarak rumah kami dengan rumah ini juga gak dekat dan juga faktor kesibukan kami, akhirnya sepakat kami ijinkan orang tersebut untuk mengontrak, dengan tentunya kami juga menginvestigasi apa dan siapakah gerangan orang tersebut. Gak mau kecolongan jika sang pengontrak ternyata adalah teroris*amit-amit jangan sampai deh ah, sambil ketok meja tiga kali*.
 
Sebut saja pengontrak ini adalah Mba AN *deuh pengen sebut nama sebenernya disini saking kesalnya sama orang ini*. Dia datang serombongan pakai mobil, tapi yang keluar cuman dia, suaminya dan anak kecil berusia 4-5 tahunan sepertinya. Dia lihat sana sini, periksa ini itu, cerita tentang dirinya jika saya tanya. Dia bilang dia adalah pengusaha Tour dan travel, eh atau agen travel kali yaa maksudnya. Kesannya adalah dia orang biasa saja. Tidak tercium ada niat jahat saat itu. Dia cuman bilang, dia pengen bisa tinggal disitu segera, karena kebetulan suaminya juga sudah suka dan dekat dengan rumah teman suaminya itu. Mepet terus gak pakai nawar awalnya, karena dia pasti menyadari ada calon pengontrak lain yang sedang ada disitu yang juga sedang mencoba "melobi" suaminya untuk mengontrak disitu. Yaah sebagai pedagang yang sedang kesenengan dagangannya laku yaa saya cuman bisa kipas-kipas aja dunk yaa dikursi *iyuuh ga ada AC kakak disitu* Belum tau aja enam bulan kemudian bakal ada kejadian apa Hahaha..
 
Deal dengan mba AN akhir bulan itu, dan selanjutnya kamipun hanya mengontrol rumah tersebut lewat tetangga sebelah rumah kami. Eh, gak disangka yaa, pertengahan Oktober tahun lalu tiba-tiba tetangga depan rumah menelpon dan bilang kalau si pengontrak sudah tidak tinggal disitu lagi. Kaget? pasti.. Tapi karena kami berprasangka baik, akhirnya kami telponlah dulu si pengontrak, apakah benar dan jika iya meminta tolong agar semua urusan pembayaran diselesaikan sesegera mungkin. Tetapi si Mba AN ini bilang ingin keluarnya disamakan dengan tanggal dikontrak saja, yakni akhir bulan November. Well kami setuju.
 
Kehidupan keluarga kamipun kembali berjalan seperti biasa. Kami sudah set kapan mau buka lapak jualan kami lagi, dan juga udah mulai survei harga pasaran terbaru didaerah situ.  
 
Hingga akhirnya datanglah minggu terakhir bulan November 2013. Dan disitulah kami mulai tau semua niat jelek si Mba AN.
 

2 komentar:

  1. Haduh-haduh-haduh.. Puyeng jugak ya ternyata ngontrakin rumah. Apa coret opsi ini ya sebagai pilihan bisnis? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..sebenernya mah lumayan juga loh mas buat nutup cicilannya.. Paling kami nya aja yang belum jago urusan beginian hehe..dan pukul rata kalau semua orang itu niatannya baek..hehe tapi kalau iya next better cari yang deket rumah lokasinya, jadi enak ngontrolnya hehe..

      Hapus

Thank you for leaving me a comment ^^